Kebanyakan staff sudah hafal dengan beberapa tamu yang sudah jadi member atau seorang guest repeater. Apalagi jika si tamu akrab dengan staff, kadang-kadang si tamu akan diperlakukan lebih personal. Seperti kali ini. Ada seorang tamu bapak-bapak berumur sekitar 60-an, namanya sih saya tak tahu karena saya masih staff baru. Tapi kebanyakan staff disini memanggilnya pak professor.
Pak Profesor ini terburu-buru keluar lobby untuk mengambil mobilnya yang terparkir tepat di halaman hotel. Pak Prof dengan santai menyerahkan tiket vallet parking kepada seorang staff vallet yang berjaga , lalu meminta kunci mobilnya. Saya sempat melihat petugas vallet sudah hendak mengambilkan mobilnya, tapi pak Prof malah meminta kunci dan mengambil mobilnya sendiri. Pak Prof kabarnya memang selalu begitu, meski tinggal di hotel tetapi kurang suka dilayani. Beliau selalu melakukan segala sesuatunya sendiri sebisa kungkin. Berbeda sekali dengan OKB (Orang kaya baru) yang maruk sekali dengan pelayanan.
“Jika ada orang lain yang bisa melayani, kenapa harus repot. Lagipula kan, sudah bayar mahal-mahal di hotel.”
Iya deh, iya.
Pak Prof dengan sedikit tergesa menghampiri mobilnya yang ternyata sebuah mobil Pajero sport warna putih berplat nomor DK. Di sebelah kiri mobil professor, bertengger sebuah Mercedez S500 yang masih kinyis-kinyis menyilaukan mata, sedangkan di sebelah kanannya terparkir sebuah Alphard Vellfire hitam yang membuat ngiler siapapun yang melihat.
*foto mobil hanya ilustrasi
Tanpa ragu, pak prof segera tancap gas, ssshhhuuuuttt…! Meluncur ke depan, lalu mengambil haluan hendak berbelok ke kanan, mundur sedikit dan… Braaaakkk! Pak Professor menabrak Mercy! Si Mercy malang yang tadinya anggun menantang, kini bagian depannya penyok mencolok mata. Aduuhh…
Petugas valletpun sibuk berlarian ke tempat kejadian. Saya lihat Concierge manager dan supervisor juga datang. Accident report segera dibuat. Tiket vallet Mercy dilacak. Ternyata pemiliknya bukan tamu inhouse atau tidak stay di hotel. Tamu ini kemungkinan besar taku dari luar yang sedang memiliki urusan di hotel, menemui tamu lain, anggota fitness club, atau tamu spa. Setelah musyawarah singkat antara Pak Profesor dan pihak hotel, disepakati bahwa pihak hotel tidak bertanggung jawab atas kecelakaan ini karena memang bukan pihak hotel yang lalai dan menabrak Mercy yang malang itu. Pak Prof menyanggupi akan menyelesaikan sendiri permasalahan ini dengan pemilik Mercy.
“Kalau pemiliknya minta ganti, saya akan belikan mobil baru!” Dan setelah itu pak prof buru-buru ngacir entah kemana.
2 jam kemudian…
Pemilik Mercy yang ternyata seorang mas mas ganteng, mengklaim mobilnya. Petugas vallet yang saat itu sedang bertugas, segera memanggil supervisor untuk menjelaskan kronologi kejadian yang menimpa mobilnya.
Mas-mas ganteng itu langsung berubah air mukanya begitu mendengar kabar buruk mengenai mobilnya.
"Apa? Kok bisa mobil saya ditabrak?" Mas-mas ini setengah berteriak saking kaget dan marahnya.
" Jadi kejadiannya begi…"
" Jadi kejadiannya begi…"
" Kamu tahu tidak, itu mobil baru sekali ini saya kendarai tau! Lihat itu plat nomornya! Itu baru seminggu keluar STNK-nya. Belum juga sempat saya bawa kemana-mana. Sudah penyok!
"Iya Pak, yang nabrak juga akan bertanggung ja…"
“Huh, mana mungkin kamu bisa ganti rugi kerusakan mobil saya. Ini mobil mahal mas! Mobil import, dan masih baru. Dan lihat itu, gara-gara kalian ga becus kerja mobil ini sekarang jadi penyok! Kalau mau perbaiki kamu tahu butuh berapa juta, hah? Gaji kalian setahun juga gak akan cukup!”
Mas-mas ini memang ganteng sih, tapi melihatnya marah rupanya lumayan seram juga. Disamping itu, kata-katanya sangat keterlaluan dan merendahkan. Ini sudah sangat keterlaluan. Supervisor saya mulai terlihat merah padam mukanya. Tapi baru saja hendak buka mulut, Pak Prof tiba-tiba muncul entah dari mana, karena saya tidak melihat mobil Paheronya terparkir di halaman seperti biasa.
Tanpa membuang banyak waktu, supervisor saya langsung menggiring pemilik mobil untuk bertemu dengan Pak Prof. Tanpa saya duga, Mas mas ganteng ini attitude-nya berubah 180 derajat ketika bertemu dengan pak Prof. Jadi maniiiisss… dan sopan. Paka tanya kabar segala.
“Loh, Pak Prof sedang di Surabaya? Apa kabar? Susah sekali buat janji temu dengan Pak Prof, eh kebetulan sekali bertemu di sini.”
Apa-apaan ini?!
"Jadi yang saya tabrak tadi mobil kamu?" Pak Prof langsung tanya to the point tanpa sedikitpun menjawab pertanyaan Mas-mas ganteng itu.
"Ee... iya, Pak prof. Tapi tidak apa-apa kok, penyok sedikit saja!"
Busseeeettt… penyok dikit katanya! Lupa ya mas, ini kan mobil impor, mobil mahaaalll…?
"Ok, nanti saya secepatnya uruskan pembelian mobil baru." Pak prof masih straight forward.
Eh.. Mas-mas ganteng sok jaim nolak.
"Gak usah prof.. bener kok ini gak apa-apa. Hehehe. Oh ya, bagaimana kalau kita masuk dulu, Prof. Makan siang dulu di lounge. Kebetulan saya...”
"Ok, nanti saya secepatnya uruskan pembelian mobil baru." Pak prof masih straight forward.
Eh.. Mas-mas ganteng sok jaim nolak.
"Gak usah prof.. bener kok ini gak apa-apa. Hehehe. Oh ya, bagaimana kalau kita masuk dulu, Prof. Makan siang dulu di lounge. Kebetulan saya...”
“Saya sudah makan siang. Maaf, saya sedang buru-buru, ya. Ada konferensi penting yang harus saya hadiri. Mobilnya nanti akan ada orang saya yang urus.”
Si mas-mas munafik dan pak professor akhirnya jabatan tangan. Lalu pak Prof berlalu.
"Tadi kenapa gak bilang-bilang ke saya kalau yang nabrak mobil saya itu pak Prof??? Beliau itu Profesor saya, kalau bisa saya malah belikan beliau mobil, bukannya saya yang dibelikan!" Mas-mas ganteng bukannya minta maaf, malah menyalahkan supervisor saya dan masih saja nyolot.
Aduuhh…
*Supervisor saya ini memang sabarnya level dewa. Pernah sekali saya lihat seorang tamu memaki-makinya, menuduhnya menghilangkan barang di mobil. Padahal endingnya tamu itu yang lupa dimana terakhir meletakkan barangnya. Supervisor saya tetap sopan nada bicaranya padahal nisa saha beliau berargumen karena tamu asal tuduh tanpa bukti. Big respect to this man!
4 komentar
hhhhiiihh.. sok kaya mas mas itu ya!kasih pelajaran aja pak prof.. biar kapok!
ReplyDeleteHarusnya Mercynya yang sudah penyok itu dikasihkan saya saja kali ya... hehehehe..
ReplyDeletedengan senang hati saya mau terima kok meski penyok! hahaha
ckckckckckckck....
ReplyDeletegila.. gila..!
orang indonesia ternyata kaya-kaya ya...?
beli mobil mahal udah seperti beli cendol di pasar aja!
kalau ketemu pak prof lagi salamin ya mbak. hehehe..
anonim: iya, saya juga maunya bilang gitu. sukurin!
ReplyDeleteYudi: saya loh juga mau mas. wek :P
Udin: ya deh nanti disalamin... sapa tau nanti ditawarin ke pasar, mau beli mobil merk apa? Gw beliin! bezuuuhh sombongnya....hehehehe..